Klik ini
Trailer Film Ke 2 Dari The Golden CompasINI MERUPAKAN SINOPSIS KEDUA DARI TRYLOGI GOLDEN COMPAS YANG FILMNYA GAK DI BUAT LAGI KARNA DI ANGGAP MENGHINA AGAMA !Pisau Gaib merupakan buku kedua trilogi His Dark Materials
karya pengarang Inggris, Philip Pullman. Novel ini
melanjutkan kisah petualangan Lyra Belacqua dan dæmonnya,
Pantalaimon, dalam meneliti partikel Debu. Di novel ini
diperkenalkan tokoh baru, William Parry, yang menjadi teman
seperjalanan Lyra, dan bersama-sama mereka menjelajahi
dunia paralel.
Novel ini lebih fokus kepada masing-masing karakter yang ada
serta plot individual mereka, tidak seperti buku pertama yang
lebih fokus pada usaha ayah Lyra, Lord Asriel, dalam
menaklukkan Magisterium. Tidak hanya petualangan Lyra,
kisah ini juga berfokus pada petualangan Serafina Pekkala dan
Lee Scoresby. Pullman juga menuliskan penjabaran tentang
Materi gelap (atau Debu dalam buku ini), untuk menunjang
saga metafisikalnya.
Plot Cerita
Buku dibuka dengan Will Parry yang tengah menitipkan
ibunya, Eleanor Parry, pada bekas gurunya, Mrs. Cooper,
sebelum pergi untuk mengambil sekumpulan berkas rahasia.
Dari sini kita tahu mengapa Eleanor Parry begitu
membutuhkan Will, sebab ia menderita penyakit sejenis
skizofrenia; dan bahwa ayah Will, ahli arkeologi John Parry,
menghilang dalam ekspedisi ke Utara. Pada saat itulah
sekumpulan penjahat masuk ke rumah Will. Dalam upayanya
mempertahankan diri, Will membunuh salah satu penjahat.
Saat melarikan diri itulah Will tanpa sengaja menemukan
sebuah lubang di tengah-tengah udara yang membawanya
menuju dunia lain, Cittàgazze, sebuah dunia yang menjadi
jalan utama menuju dunia-dunia lain, namun telah rusak
akibat sebuah teknologi yang membuat lepasnya para Spectre,
hantu pelahap jiwa orang dewasa. Oleh sebab itulah Cittàgazze
tidak mungkin dilewati oleh orang-orang dewasa. Will masuk
ke sebuah rumah dan bertemu dengan Lyra Silvertongue
sertadæmonnya, Pantalaimon, yang tiba setelah menyusuri
jembatan ke bintang-bintang di Kompas Emas.
Sementara itu Serafina Pekkala, yang terpisah dari Lyra di
pertempuran Kompas Emas, berusaha mencari gadis itu dan
mendapati Mrs. Coulter tengah menyiksa seorang Penyihir
untuk mengetahui ramalan tentang Lyra. Setelah membunuh
penyihir itu untuk menyelamatkannya, Serafina terbang
kembali ke kediamannya di Danau Enara. Di sana ia
mengadakan pertemuan Penyihir yang dihadiri aëronaut Lee
Scoresby dan ratu Penyihir Latvia, Ruta Skadi. Mereka
memutuskanh bahwa Serafina Pekkala dan Ruta Skadi akan
mencari Lyra di dunia lain dan membantunya, sedangkan Lee
Scoresby mencari ilmuwan Stanislaus Grumman yang hilang.
Sementara itu Lyra dan Will segera menjadi tim, dan mereka
pun kembali ke Oxford dunia Will. Di sini Lyra kemudian
bertemu dengan Dr. Mary Malone, ahli fisika partikel yang
meneliti Materi gelap atau partikel bayangan, zat yang sama
dengan Debu-nya Lyra. Lyra bersama-sama dengan Dr. Mary
Malone mempelajari lebih jauh tentang Debu, mempelajari
bahwa Debu dapat berkomunikasi dalam berbagai cara. Pada
waktu yang hampir sama, Will mempelajari fakta tentang
ayahnya yang hilang.
Keesokan harinya Lyra memutuskan untuk kembali ke Oxford-
nya Will, mengindahkan pesan alethiometer. Ia mendapati
dirinya dijebak, dan dalam usaha melarikan diri Lyra bertemu
dengan Sir Charles Latrom yang mengantarkannya pulang ke
jendela menuju Cittàgazze. Tanpa dinyana, Sir Charles diam-
diam mencuri Alethiometer milik Lyra. Will dan Lyra kembali
ke Oxford-nya Will, di mana mereka mengkonfrontasi Sir
Charles. Sir Charles menegaskan bahwa ia bersedia
mengembalikan alethiometer dengan satu syarat: Lyra dan
Will bersedia mencurikannya sebuah alat dari Cittàgazze yang
dikenal sebagai Pisau Gaib, benda yang bisa membuka pintu
di udara dan memotong materi apapun.
Lyra dan Will pergi ke Torre Degli Angeli--Menara Para
Malaikat untuk merebut Pisau Gaib tersebut. Mendapati
seorang pemuda merebut benda itu dari seorang pria tua,
Will berkelahi dengannya, tanpa sengaja memotong dua
jarinya dalam perkelahian; pria tua tersebut, Giacomo
Paradisi, berkata bahwa itu menunjukkan bahwa Will adalah
sang Pembawa Pisau Gaib yang baru. Dengan senjata baru
mereka, Lyra dan Will menyusun rencana untuk mencuri
alethiometer, menyadari bahwa Sir Latrom tidak akan
menepati janjinya.
Serafina Pekkala dan para Penyihir-nya tiba di Cittàgazze.
Mereka mempelajari tentang Spectre dan Malaikat yang
mempunyai bentuk fisik di dunia tersebut. Ruta Skadi
memutuskan mengikuti tiga Malaikat, yang pergi untuk
menemui Lord Asriel, ayah Lyra, dalam peperangan melawan
Otoritas, Tuhan dalam His Dark Materials.
Dengan bantuan Pisau Gaib, Lyra dan Will kembali ke
kediaman Sir Charles Latrom di Oxford dunia kita, di mana
secara mengejutkan mereka bertemu dengan Mrs. Coulter.
Setelah berjuang dengan susah payah akhirnya mereka
berhasil merebut kembali Alethiometer. Sekembalinya ke
Cittàgazze, mereka diserang oleh gerombolan anak-anak yang
sejak lama curiga pada Will dan Lyra. Para Penyihir dari dunia
Lyra tiba dan menyelamatkan mereka, bahkan menyembuhkan
perdarahan tangan Will.
Sementara itu Dr. Malone tengah berdebat dengan rekannya,
Dr. Oliver Payne. Dr. Payne berkata bahwa mereka bisa
mempertahankan penelitian terhadap partikel Bayangan bila
bersekutu dengan Sir Charles Latrom, tetapi Dr. Malone
menolak dan memutuskan keluar dari penelitian. Dr. Malone
kemudian mencoba menggunakan Cave, mesin komputer
yang menurut Lyra berfungsi persis sama dengan
Alethiometer-nya, di mana Dr. Malone menemukan fakta
mengejutkan: bahwa Debu, atau Partikel Bayangan, atau
Materi Gelap, yang merupakan partikel berkesadaran adalah
Malaikat. Dr. Malone juga diperintahkan agar pergi dari
dunianya dan mencari Lyra, untuk memainkan peran Ular
seperti dalam Kitab Kejadian. Dr. Malone mengikuti seluruh
instruksi yang diberikan oleh Debu dan pergi dari dunianya,
mencari Lyra.
Padi hari setelah Will disembuhkan, Ruta Skadi kembali. Ia
bercerita pada Serafina Pekkala tentang Æsahættr, sebuah alat
yang bisa digunakan untuk menghancurkan Otoritas--Pisau
Gaib, meskipun Ruta Skadi sendiri tidak mengerti. Ruta Skadi
kemudian kembali ke Cittàgazze dan mengajak Serafina
Pekkala untuk membantu Lord Asriel. Serafina enggan untuk
pergi saat itu, jadi Ruta Skadi dan pasukannya berpisah,
terbang menuju dunia yang kini didami Lord Asriel.
Di dunia Lyra, Lee Scoresby dan dæmonnya, Hester si kelinci,
berhasil melacak keberadaan Stanislaus Grumman, yang
ternyata merupakan John Parry, ayah Will, yang berdæmon
Sayan Kötör. John Parry yang kini menjadi shaman suku
Tartar tersebut memberitahunya bahwa Lee harus
membantunya pergi ke dunia lain untuk memandu sang
Pembawa Pisau demi kebaikan setiap orang. Lee setuju, dan
keduanya menembus aurora menuju Cittàgazze. Di tengah
perjalanan, balon udara Lee diserang oleh pasukan
Magisterium yang juga telah tiba di Cittàgazze. Meskipun John
Parry berhasil menyelamatkan diri, Lee meninggal dunia
setelah bertempur.
Mrs. Coulter dan pasukan Garda Swiss dari dunianya tiba di
Cittàgazze. Di sana, ia merayu Lord Boreal agar ia mau
menceritakan apa itu Æsahættr, sebelum membunuhnya.
Mrs. Coulter akhirnya juga mengetahui ramalan tentang Lyra:
Bahwa Lyra diramalkan menjadi Hawa selanjutnya. Mrs.
Coulter kemudian menculik Lyra, untuk mencegah terjadinya
Kejatuhan kedua.
Di tempat lain, Will bertemu dengan Stanislaus Grumman.
Grumman kemudian mengobati Will dengan salep
bloodmoss, dan memberitahu Will bahwa sebagai Pembawa
Pisau, ia harus membantu Lord Asriel, menyerahkan pisau itu
padanya. Pada saat itulah Will--dan Stanislaus Grumman
juga--menyadari satu sama lain adalah ayah dan anak. Namun
malang, seorang Penyihir yang patah hati terhadap Grumman/
John Parry membunuh pria tersebut, sebelum bunuh diri.
Bingung dan sedih, Will kembali ke kemah, dan menyadari
Lyra telah menghilang. Lalu ia didatangi dua Malaikat yang
menjelaskan situasi saat itu, bahwa Lord Asriel telah
menyulut perang terhadap Otoritas, dan mereka akan
mengantarkan Will pada Lord Asriel seperti wasiat ayah Will.
Synopsis
The Subtle Knife is the second part of the trilogy
that began with The Golden Compass. That first
book was set in a world like ours, but different.
This book begins in our own world.
In The Subtle Knife, readers are introduced to Will
Parry, a young boy living in modern-day Oxford,
England. Will is only twelve years old, but he
bears the responsibilities of an adult. Following
the disappearance of his explorer-father, John
Parry, during an expedition in the North, Will
became parent, provider and protector to his
frail, confused mother. And it's in protecting her
that he becomes a murderer, too: he accidentally
kills a man who breaks into their home to steal
valuable letters written by John Parry. After
placing his mother in the care of a kind friend,
Will takes those letters and sets off to discover
the truth about his father.
Will does indeed make an astonishing discovery,
but it's not about his father. Along a busy road,
he happens upon an extraordinary window in the
air. Almost invisible to the eye, it opens into an
entirely different world. Anxious to remain
hidden, Will ventures through this window into
the shimmering, haunted city of Cittàgazze, where
he meets Lyra Belacqua and her dæmon,
Pantalaimon, who have also wandered into
Cittàgazze from yet another world while searching
for the answers behind Dust. Aside from Will and
his new companions, this city is eerie, empty and
silent. The people have fled to the hills to escape
the Specters, phantom-like beings that feed on the
consciousness of grown-ups, leaving them
zombie-like and void forever after. Only the
children, who are safe from the Specters, venture
out to scavenge for food.
Although safe in Cittàgazze, the two pass through
the window to Will's Oxford knowing that answers
to their questions lie therein. Will inquires about
his father's expedition to the North and learns
that it included a study of atmospheric particles.
And meanwhile, Lyra seeks out a scholar who can
tell her more about Dust. The scholar Lyra finds
is a certain scientist named Dr. Mary Malone, a
member of the Dark Matter Research Unit, who
has discovered the existence of Shadows, the very
same mysterious entity as the Dust of Lyra's
world. But even more startling is that Mary
Malone has found that in these Shadows, or Dark
Matter, or Dust, there is consciousness. These
particles are conscious, and their awareness is
what powers Lyra's alethiometer, and what
surrounds all human thought and matter. Mary
Malone's next task is to find a way to
communicate with these particles, for they will
tell her about the vital role she plays in the fate of
the universe.
When Lyra and Will return to Cittàgazze, Will
reads the letters his father wrote during his final
expedition in the North, and he learns that his
father knew about the windows between worlds.
His father planned to travel through a window to
explore another world - just as Will had done
himself. For Will, this was finally something both
father and son could share, but more
importantly, it meant that his father could be
alive. Had he ventured through that window, John
Parry could be worlds away, but somewhere he
was alive. And Will resolves to find him.
Lyra, meanwhile, pays a second visit to Dr. Mary
Malone, and this time there are authorities
waiting to question Lyra about her interest in
Shadow particles and Dark Matter. She
inadvertently reveals her involvement with Will,
immediately flees the lab, and runs straight into
Sir Charles Latrom, a deceiving man who has
seen Lyra work the alethiometer and realizes its
value. Flustered by her escape from the lab, Lyra
discovers too late that Sir Charles has stolen her
alethiometer. When Will and Lyra try to get it
back, they learn its ransom: a certain knife
located in the high tower of Cittàgazze.
The two young friends enter the tower together
and climb to the very top, where Will faces a
ferocious fight for the knife. Will ultimately
triumphs, making him the rightful bearer of the
knife. This is the Subtle Knife, and it is an object
of extraordinary and devastating power. There is
nothing sharper or more deadly, and its bearer is
capable of cutting entries into countless other
worlds. Armed with the subtle knife, Will and Lyra
retrieve her alethiometer by outsmarting Sir
Charles, who they discover has been conspiring
with Lyra's own mother, Mrs. Coulter. With knife
and alethiometer in hand, Will and Lyra return to
Cittàgazze to resume the search for Will's father.
In the meantime, Lyra's old friend, Lee Scoresby,
the Texan aeronaut, has located a certain
explorer, Stanislaus Grumman, a man with a
legendary following. Grumman was a renowned
explorer from the far North immersed in
investigating Dust. He is rumored to have the
most unusual osprey daemon, and it was said
that he once rejected the love of a witch. Now a
shaman, his tribal Tartar name is Jopari, a.k.a.
John Parry. He is Will's very own father. While on
his last expedition, John Parry stumbled through
a window into another world. He found himself in
the world of Specters, witnessed their horror, and
fled into yet another world. Unable to find his
way back to the window that led to home, he
adopted the persona of Stanislaus Grumman and
endeavored to learn everything he could about
this Dust and its impact on the universe. Most
importantly, Grumman learned of the subtle knife
and the critical role its bearer plays in the fate of
the entire universe. Grumman's task, with the
help of Lee Scoresby, is to find the bearer of the
subtle knife and inform him of the road that lies
ahead.
What neither Will nor Grumman realizes is that
this ultimate meeting is not between knife bearer
and shaman, but rather between father and son.
High on a mountaintop in the total blackness of
the night, Will encounters Grumman who tells
Will that he, with his knife, stands in the balance
between the forces of Good and Evil and that his
destiny lies in finding Lord Asriel. Curious to see
this knife bearer's face, Grumman lights a match
and the moment of light is enough for each to
realize whom he is facing. In the next instant,
Will's father is killed by the scorned witch, intent
on revenge, and once again, Will loses the father
he's never known.
Will climbs down from the mountain to return to
Lyra, but instead finds two angels awaiting him.
Lyra is gone; her alethiometer remains behind.
Clearly, she has been taken away against her will.
Friendless, fatherless and confused, Will has yet
another journey ahead of him, a journey that will
finally fulfill his destiny and reveal the secret of
Dust.